2013/05/14

Resume APJK- OSPF

apa Sebenarnya OSPF?

OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.

Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan.

OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan.

Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protocol yang selalu berusaha untuk bekerja layaknya prinsip kerja seperti demikian.

Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi link-state yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.

Bagaimana OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain?

Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga.

Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbour router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol.

Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point.

Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protokol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.


OSPF Bekerja pada Media Apa Saja?

Seperti telah dijelaskan di atas, OSPF harus membentuk hubungan dulu dengan router tetangganya untuk dapat saling berkomunikasi seputar informasi routing. Untuk membentuk sebuah hubungan dengan router tetangganya, OSPF mengandalkan Hello protocol. Namun uniknya cara kerja Hello protocol pada OSPF berbeda-beda pada setiap jenis media. Ada beberapa jenis media yang dapat meneruskan informasi OSPF, masing-masing memiliki karakteristik sendiri, sehingga OSPF pun bekerja mengikuti karakteristik mereka. Media tersebut adalah sebagai berikut:

  • Broadcast Multiaccess
  • Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). Apa itu DR dan BDR? akan dibahas berikutnya :D.
  • Point-to-Point
  • Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.
  • Point-to-Multipoint
  • Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-Point tersebut.
  • Pada jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan menggunakan alamat IP multicast. Tetapi yang membedakannya dengan media berjenis broadcast multi-access adalah tidak adanya pemilihan Designated dan Backup Designated Router karena sifatnya yang tidak meneruskan broadcast.
  • Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
  • Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah serial line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun secara faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang sudah sangat terkenal dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang terpencar lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun dikenal dua jenis penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh.
  • OSPF melihat media jenis ini sebagai media broadcast multiaccess. Namun pada kenyataannya, media ini tidak bisa meneruskan broadcast ke titik-titik yang ada di dalamnya. Maka dari itu untuk penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan konfigurasi DR dan BDR yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR terpilih, router DR akan mengenerate LSA untuk seluruh jaringan.
  • Dalam media jenis ini yang menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki koneksi langsung ke seluruh router tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router dan dikirim dengan menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya proses OSPF pada media Point-to-Point


Proses OSPF Terjadi

1.     Membentuk Adjacency Router 
Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router. Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan mengirimkan Hello packet.

Misalkan ada dua buah router, Router A dan B yang saling berkomunikasi OSPF. Ketika OSPF kali pertama bekerja, maka kedua router tersebut akan saling mengirimkan Hello packet dengan alamat multicast sebagai tujuannya. Di dalam Hello packet terdapat sebuah field yang berisi Neighbour ID. Misalkan router B menerima Hello packet lebih dahulu dari router A. Maka Router B akan mengirimkan kembali Hello packet-nya dengan disertai ID dari Router A.

Ketika router A menerima hello packet yang berisikan ID dari dirinya sendiri, maka Router A akan menganggap Router B adalah adjacent router dan mengirimkan kembali hello packet yang telah berisi ID Router B ke Router B. Dengan demikian Router B juga akan segera menganggap Router A sebagai adjacent routernya. Sampai di sini adjacency router telah terbentuk dan siap melakukan pertukaran informasi routing.

2.     Memilih DR dan BDR (jika diperlukan)
Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “shadow” dari DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR. Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan smooth.

Proses pemilihan DR/BDR tidak lepas dari peran penting Hello packet. Di dalam Hello packet ada sebuah field berisikan ID dan nilai Priority dari sebuah router. Semua router yang ada dalam jaringan broadcast multi-access akan menerima semua Hello dari semua router yang ada dalam jaringan tersebut pada saat kali pertama OSPF berjalan. Router dengan nilai Priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung menjadi DR. Router dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi BDR. Status DR dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah satunya tidak dapat berfungsi baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam jaringan dengan nilai Priority-nya lebih tinggi.

  3. Mengumpulkan State-state dalam Jaringan
Setelah terbentuk hubungan antar router-router OSPF, kini saatnya untuk bertukar informasi mengenai state-state dan jalur-jalur yang ada dalam jaringan. Pada jaringan yang menggunakan media broadcast multiaccess, DR-lah yang akan melayani setiap router yang ingin bertukar informasi OSPF dengannya. DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman ini. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah yang memulai lebih dulu pengiriman data link-state OSPF tersebut pada jaringan Point-to-Point?

Untuk itu, ada sebuah fase yang menangani siapa yang lebih dulu melakukan pengiriman. Fase ini akan memilih siapa yang akan menjadi master dan siapa yang menjadi slave dalam proses pengiriman. Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dahulu, sedangkan router slave akan mendengarkan lebih dulu. Fase ini disebut dengan istilah Exstart State. Router master dan slave dipilih berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Ketika sebuah router mengirimkan Hello packet, router ID masing-masing juga dikirimkan ke router neighbour.
.
Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan dengan rumus:

Cost of the link = 108 /Bandwidth
Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam routing table dan siap digunakan untuk forwarding data.

5.     Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi menggunakannya.

Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar seluruh router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut. Sampai di sini semua proses OSPF akan terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi rute-rute yang ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan dapat digunakan dengan baik pula.

2013/05/06

Static Route & Policy Route
            Static route adalah suatu mekanisme ranting outing yang tergantung pada routing table dengan konfigurasi secara manual. Disini kita akan membahas konfigurasi gambar dibawah ini dengan menggunakan static route.
·         Langkah awal dalam pengroutingan, anda pastikan terlebih dahulu perangkat anda telah tersusun dan terhubung seperti gambar. Lalu anda masuk kepada windox.
·         Lalu setelah masuk, aktifkan semua interface. Aktifkan semua interface. Atur system Identity menjadi nama, disini dicontohkan :
·         Aktifkan Neighbour Protocol pada wlan1
·         Persiapkan User di system mikrotik supaya siap di semua kegiatan training.
·         Selajutnya atur pembarian IP Configuration
Routerboard Setting
"  WAN IP : 10.10.10.x/24
"  Gateway : 10.10.10.100
"  LAN IP : 192.168.x.1/24
"  DNS : 10.100.100.1
"  Services: Src-NAT and DNS Server
Laptop Setting
"  IP Address : 192.168.x.2/24
"  Gateway : 192.168.x.1
"  DNS : 192.168.x.1

            Routing
            Routing bertujuan untuk melakukan pengaturan arah paket data yang melalui router, dengan menentukan gateway untuk dst-address tertentu. Routing memungkinkan kita melakukan pemantauan dan pengelolaan jaringan yang lebih baik. Dalam penerapannya pun routing lebih aman (firewall filtering lebih mudah dan lengkap). Trafik broadcast hanya terkonsentrasi di setiap subnet dan diibutuhkan perangkat wireless yang mampu melakukan full routing, atau menambahkan router di BTS.  Untuk skala besar, bisa digunakan Dynamic Routing (RIP/OSPF/BGP).
            Tipe routing MikroTik RouterOS adalah sebagai berikut:
o   dynamic routes yang akan dibuat secara otomatis:
v  saat menambahkan IP Address pada interface
v  informasi routing yang didapat dari protokol routing dinamik seperti RIP, OSPF, dan BGP.
o   static routes
            Routing Static adalah informasi routing yang dibuat secara manual oleh user untuk mengatur ke arah mana trafik tertentu akan disalurkan. Default route adalah salah satu contoh static routes.
·         Tambahkan routing dengan cara klik IP >Route
·         Langkah ini kita akan mencoba mengkoneksikan router. Gambar berikut merupakan connection route. Hanya terdapat 1 connection route dan IP Address yang berasal
dari subnet yang sama pada sebuah interface.
·         Selanjutnya contoh Implementasi Static Route yaitu pemasangan Default Gateway
atau Default Route.
·         Parameter Dasar Routing
ü  Destination
Destination address & network mask 0.0.0.0/0 -> ke semua network
ü  Gateway
IP Address gateway, harus merupakan IP Address yang satu subnet dengan IP yang terpasang pada salah satu interface. Gateway Interface, digunakan apabila IP gateway tidak diketahui dan bersifat dinamik.
ü  Pref Source
Source IP address dari paket yang akan meninggalkan router. Biasanya adalah ip address yang terpasang di interface yang menjadi
gateway.  
ü  Distance
"  Beban untuk kalkulasi pemilihan rule routing yang akan dijalankan router.  Merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk pemilihan rule routing, nilainya (0-255) secara default tergantung protocol routing yang digunakan:
Connected routes : 0
§  Static Routes    : 1
§  eBGP      : 20
§  OSPF      : 110
§  RIP       : 120
§  MME      : 130
§  iBGP      : 200
Distance=255
berarti “rejected”
Konsep Dasar Routing
            IP Address Gateway harus merupakan IP Address yang subnetnya sama dengan salah satu IP Address yang terpasang pada router (connect directly). Pada interface yang menghubungkan router A dan B, pada masing-masing router terdapat lebih dari 1 buah IP Address. Default gateway pada router B adalah router A. IP Address yang menjadi default gateway router B adalah 10.10.2.1, karena IP Address tersebut berada dalam subnet yang sama dengan salah satu IP Address pada router B (10.10.2.2/24). Setting static route default :   Dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.10.2.1
Implementasi Konsep Routing

2013/05/05

MERANCANG JARINGAN 4 LANTAI DENGAN JALUR GANDA

MERANCANG JARINGAN 4 LANTAI DENGAN JALUR GANDA
Tugas Kelompok 6
Perancangan jaringan menggunakan teknik bridge dengan topologi star untuk antar lantai dan dalam lantai. Terdiri dari Router  utama, router 1, router 2, dan router 3. Antara router semuanya sling terhubung serperti gambar dibawah ini: 



     A.    Langkah Kerja
Pembagian tugasnya :
1.      Tim / kelompok pengkonfigurasi router :
a.       RouterUtama Kelompok 5
b.      Router1 Kelompok 4
c.       Router2 Kelompok 2
d.      Router3 Kelompok 1
2.      Tim / kelompok pengkonfigurasi bridge :
a.       Bridge 1 : Kelompok 3
b.      Bridge 2 : Kelompok 6
c.       Bridge 3 : Kelompok 7
d.      Bridge 4 : Kelompok 8
e.       Bridge 5 : Kelompok 9
a.      Pengaturan Router Utama
1)      Buka aplikasi winbox, dan pilih connect

2)      Reset Router Mikrotik Anda dengan masuk ke menu New Terminal> Ketik perintah: sys reset lalu ENTER kemudian tekan tombol Y.
Seperti gambar dibawah ini:

3)      Jalankan kembali aplikasi Winbox-nya sampai benar-benar jalan.
4)      Atur Interfaces-nya, dengan mengubah nama:
·         ether1 = wan
·         ether2 = router1
·         ether3 = router2
·         ether4 = router3
·         ether5 = router4

5)      Atur IP Address pada masing ethernet untuk router client dengan cara klik menu IP > Address> Klik +

6)      Setting OSPF dengan cara klik Routing > OSPF > Networks > klik +

7)      Pastikan Route List-nya seperti ini, dengan cara klik IP > Routes

8)      Atur NAT dengan cara klik IP > Firewall > NAT > Klik + ,kemudian atur seperti gambar dibawah ini:

Isikan:
·         Chain                    : srcnat
·         Out. Interface      : wan
·         Klik Action dan pilih masquerade

·         Klik OK
9)      Pasang/hubungkan kabel jaringan seperti pada gambar rancangan di atas.
10)  Selesai
b.      Pengaturan Router1
1)      Buka winbox, pilih connect
2)      Reset winbox Anda
3)      Atur atau ubah nama Interface-nya
·         Ether1 = RouterUtama
·         Ether2 = tidak diubah
·         Ether3 = LAN  atau LAN1
·         Ether4 = tidak diubah

4)      Atur IP Address pada masing-masing ethernet, dengan cara klik IP > Addresses> klik +, lakukan settingan sesuai pada gambar:

5)      Setting OSPF-nya dengan mengklik Routing > OSPF > klik +

6)      Tambah routingnya, dengan cara klik IP > Routes > Klik +, seperti gambar berikut:

7)      Setting DHCP Server: klik IP > DHCP Server> DHCP Setup
Pilih Ethernet untuk LAN

Klik Next terus, kemudian ketika sampai di DNS Server, isi dengan: 10.1.1.1

Klik Next sampai selesai, dan hasilnya:

8)      Lakukan PING ke:
·         192.168.21.1 – 192.168.21.30
·         192.168.22.1 – 192.168.22.30
·         10.1.1.2
c.       Pengaturan Router2
1)      Buka winbox, pilih Connect
2)      Reset router-nya
3)      Ubah nama interface-nya:
·         Ethernet1 = RoutherUtama
·         Ethernet2 = tidak di ubah
·         Ethernet3 = tidak diubah
·         Ethernet4 = LAN

4)      Atur IP Address dengan cara klik IP > Addresses, lalu setting seperti gambar:

5)      Setting OSPF-nya dengan mengklik Routing > OSPF > klik +

6)      Tambah routingnya: IP > Routes

7)      Setting DHCP Server
Klik IP > DHCP Server >klik DHCP Setup, setting seperti gambar:
Pilih LAN

Klik Next,
Klik Next terus, ketika sampai di DNS Server, masukkan IP: 10.1.1.1

Klik next sampai selesai

Lakukan hal yang sama untuk Interface ether5, sehingga seperti ini:

8)      Lakukan PING ke:
·         192.168.20.1 – 192.168.20.30
·         192.168.22.1 – 192.168.22.30
·         10.1.1.2
d.      Pengaturan Router3
1)      Buka winbox, pilih connect
2)      Reset routernya
3)      Atur interface dan ubah namanya:
·         Ether1 = RoutherUtama
·         Ether2 = tidak di ubah
·         Ether3 = tidak diubah
·         Ether4 = LAN
·         Ether5 = tidak di ubah

4)      Atur IP address  dengan cara klik IP > Addresses > klik +, masukan semua IP yg dibutuhkan seperti gambar berikut:

5)      Setting OSPF-nya dengan mengklik Routing > OSPF > klik +

6)      Tambah routing-nya dengan cara klik IP > Routes > klik +, lakukan seperti gambar:

7)      Setting DHCP Server
Klik IP > DHCP Server >klik DHCP Setup, setting seperti gambar:
Pilih LAN

Klik Next

Klik Next

Klik Next terus, ketika sampai di DNS Server, masukkan IP: 10.1.1.1

Klik Next sampai selesai

Lakukan hal yang sama untuk Interface ether5, sehingga seperti ini:

8)      Lakukan PING ke:
·         192.168.21.1 – 192.168.21.30
·         192.168.20.1 – 192.168.20.30
·         10.1.1.2
e.       Pengaturan Untuk Router sebagai Switch
a.       Untuk persiapan awal hingga melakukan reset sistem, sama seperti cara untuk mengkonfigurasi router diatas.
b.      Setelah sistem direset, maka setingan yang ada di dalam routerpun sudah tidak ada.
c.       Kemudian klik menu Interface à [+] (tanda tambah), dan lakukan setingan seperti berikut.

d.      Kemudian pilih tab ports, dan tambahkan semua port yang akan difungsikan sebagai swtich. Lakukan langkah seperti berikut.

e.       Sehingga hasilnya akan menjadi seperti berikut, dan router sudah bisa difungsikan sebagai switch.

f.       Ether1 tidak diatur port-nya, karena ether1 digunakan untuk koneksi ke routher